Karakteristik Ajaran Islam
Metodologi Studi Islam
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.
Karakteristik Ajaran Agama
A. Dalam Bidang Agama
Menurut karyanya yang berjudul Islam Doktrin dan perdaban, Nurcholis Madjid banyak berbicara tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang agama. Menurutnya dalam bidang agama islam adanya pluralisme. Pluralisme adalah sebuah aturan Tuhan (sunnab Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin di lawan atau di ingkari. Dan islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tugas mengakui agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan sirik.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, dan mengakui juga adanya universalisme, yakni kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir. Inilah yang menjadi landasan untuk membangun konsep toleransi.
B. Dalam Bidang Ibadah
Karakteristik ajaran islam dapat dikenal konsep dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah dalam arti bukti manusia kepada Allah SWT. Didorong oleh akidah tauhid, ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dan menaati segala perintah Allah.
Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam dimana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya kedudukan manusia mematuhi, mentaati, melaksanakan dan menjalankan dengan penuh ketundukan kepada Tuhan.
C. Bidang Akidah
Karakteristik islam yan dapat diketahui melalui bidang Akidah adalah akidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Keyakinan sedikit pun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasar atas panggilan Allah.
Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai
tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, yaitu mengatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-nya. Akidah menandung arti bahwa dari orang yang beriman. Akidah dalam islam selanjutnya harus berpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas bernilai ibadah. Akidah islam harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta yang menimbulkan amal shaleh
D. Bidang Ilmu Dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, juga selektif. Dari satu segi islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar tetapi bersamaan dengan sikap yang selektif. Dengan tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam. dalam bidang ilmu teknologi, islam menajarkan kepada pemiliknya untuk bersikap terbuka atau tidak tertutup. Bagaimanapun, islam adalah sebuah paradikme terbuka, merupakan mata rantai peradaban dunia. Dalam sejarah kita melihat islam mewarisi peradaban Yunani-Romawi di Barat, dan peradaban-peradaban Persia,India dan Cina di Timur. Selama abad VII sampai abad ke XV, ketika peradaban besar di Barat dan Timur itu tenggelam dan mengalami kemerosotan, islam bertindak sebagai pewaris utamanya untuk kemudian diambil alih oleh peradaban Barat sekarang melalui Renaissans. Banyak contoh yang dapat dijadikan barang bukti tentang peranan islam sebagai mata rantai peradaban dunia. Islam misalnya mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, sistem pemerintahan dari persia logika Yunani, dan sebagainya. Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk berpikir, merenung, dan sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad di jalan Allah. Islam menempuh cara demikian, karena dengan ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.
E. BIDANG PENDIDIKAN
Sejalan dengan bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut diatas, Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memangdang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan , kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat Al-Alaq sebagaimana disebutkan di atas. Di dalam Alquran dapat di jumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penguasaan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagi metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yangg di ajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.
F. BIDANG SOSIAL
Ajaran islam di bidang sosial yang paling menonjol pada kesejahteraan manusia, islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat, tenggang rasa dan kebersamaan). Dalam ajaran islam derajat manusia bukan ditentukan oleh nenek moyangnya melainkan, derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang di tunjukan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Maka dalam islam semua orang memiliki kesempatan yang sama.
Menurut penelitan yang dilakukan Jallaluddin Rahmat, islam ternyata agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar dari pada urusan ibadah. Yakni lebih memperhatikan aspek kehidupan sosial dari pada aspek kehidupan ritual. Muamalah jauh lebih luas dari pada ibadah (dalam arti khusus). Hal demikian dapat kita lihat misalnya bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan sosial yang penting, maka ibadah boleh di perpendek atau di tangguhkan dan bukan untuk di tinggalkan.
G. DALAM BIDANG KEHIDUPAN EKONOMI
Pada karakteristik kali ini islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan akhir dicapai dengan dunia. Pandangan islam mengenai kehidupan secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekulahristik, yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Bukanlah termasuk orang yang baik di antara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia. (Hadist Nabi: Ibn Mubarak).
Orang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia. Dari uraian demikian, maka kita akan memanfaatkan kehidupan dunia untuk beribadah kepada Allah SWT.
H. DALAM BIDANG KESEHATAN
Ajaran islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip penceahan lebih di utamakan dari pada penyembuhan untuk menuju pada upaya pencegahan islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertaubat dan senang kepada orang-orang yang membersihkan diri. (QS Al-Baqarah, 2:222).
Bertaubat sebagaimana dikemukakan pada ayat tersebut akan menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik.
I. DALAM BIDANG POLITIK
Ciri ajaran islam dalam bidang politik dapat diketahui melalui konsepsinya. Dalam hal ini islam tidak mengajarkan ketaatan kita pada pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, dimana ketaatan itu diukur dari kebenaran Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan Rasul nya maka wajib di taati sebaliknya, jika pemimpin bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul nya boleh di kritik atau di beri saran agar kejalan yang benar. Masalah politik ini berhubungan dalam bentuk pemerintahan seperti republik yang di pimpin oleh presiden, kerajaan yang di pimpin raja, dan sebagainya. Islam tidak menetapkan bentuk pemerintahan tertentu. Oleh karenanya setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk negaranya masing-masing sesuai selera nya. Namun yang terpenting bentuk pemerintahan harus digunakan sebagai alat untuk menegakan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan ketentraman masyarakat. (Munawir Sadzali, MA. Islam dan ketatanegaraan, 1992).
J. DALAM BIDANG PEKERJAAN
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Maka kerja yang di kehendaki islam adalah kerja yang bermutu, terarah, pada pengabdian terhadap Allah SWT. Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, islam memandang kerja yang dilakukan adalah kerja yang profesional.
K. ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Karakteristik ajaran islam pada bidang ini secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif, historis, dan filosofis. Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, kerja keras yang bermutu, adil, seimbang antara dunia dan akhirat. Hal ini memerlukan pemecahan antara lain dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam memahami islam. Selain sebagai ajaran yang berkenaan dengan berbagai bidang kehidupan dengan ciri-cirinya yang khas. Menurut peraturan menteri agama republik indonesia tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Alquran/tafsir, hadist/ilmuhadist, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, rukun islam (fiqih), sejarah dan kebudayaan islam, serta pendidikan islam.
Komentar
Posting Komentar